Jumat, 27 Mei 2016

#kucing kecil


Kawan, senja ini anak kucing kami mati
---------
saat itu, induknya berupaya membopong dua anaknya sekaligus, melompat, menuju kantin kecil kami yang tak berjendela.
namun naas, kayu yang sengaja dipasang untuk menghalangi mereka masuk ,jatuh -menimpa anak yang digendongannya.
si kucing kecil jatuh, disusul jeritan oleh kami, para penontonnya.
terburu, sang induk turun, mendekat. menjilat-jilat sang anak yang terlihat kejang-kejang. darah disertai cairan dari dalam tubuh ringkihnya mengucur deras dari lehernya. kepalanya terkulai, kakinya menjejak-jejak. mungkin itu saat ruhnya dicabut, mulai dari kaki, hingga nanti ke ubun-ubunnya.
sang induk tak henti menjilat, mengeong, sesekali melongok ke atas. seolah menghiba pada kami yang hanya bisa mengelilinginya, tak berbuat apapun.
darah terus mengucur. sementara kaki-kakinya mulai lemas. seakan tahu bahwa sang anak telah tiada, si induk menjauh, menatap langit, matanya berkaca. lalu menghilang.
kami cekatan mengurus penguburannya. si kecil lain yang sudah sedari tadi dibopong oleh satu kawan kami dibawa  serta melihat penguburan saudaranya.
syahdu. sebagian kami sampai meneteskan air mata, yang lain tertunduk, sebagian terharu. namun ada juga yang menganggap lalu, berseloroh, "oh, cuma kucing mati to.."
- - - - - - - - - - - -
malam itu, gejala kelahiran mulai nampak. tetesan darah tercecer sepanjang teras. kami bersiaga. asing bagi kami melihat persalinan seekor binatang. maka, susah bagi kami mengijinkannya.
pintu-pintu kamar ditutup. teriakan peringatan agar jangan sampai ia masuk kamar menggema. intimidasi.!
alhamdulillah, salah seorang kami bisa, mau, dan rela membantunya. 2 anak terlahir dari rahimnya.
selang beberapa saat, setelah sang induk pulih, ia membopong kedua mungilnya. mencari tempat singgah.
lagi, intimidasi kami lakukan.gebrakan pintu ditutup dan teriakan menyertai rombongan keluarga kecil yang sedang berpontang-panting mencari sesinggahan itu.
astaghfirullah....
---------
penguburan usai. tak lama kemudian sang induk muncul. mengeong, mengendus, mencari anaknya. menuju satu pintu ke pintu lain, mencari si kecil yang satu lagi.
dan kami, atas kehilangannya, masih saja menutup pintu, bahkan untuk sekadar melegakan hati sang induk bahwa ia telah 'mencari'.
- - - - - - - - - - - - - 
kami berkabung. sebagian melihat dari sudut pandang sang induk. yang lain dari sisi si kecil yang selamat. ada juga yang menvisualisasikannya dengan kondisi yang sama yang dialami ribuan anak di Suriah. yang lain membayangkan kekejaman para kuffar.

dan aku berfikir,
betapa jahat kita. mengintimidasi makhluk yang bahkan sobat Nabi, ahlu hadits kenamaan pun sampai digelari dengan Abu Hurairah -bapaknya kucing- saking sayangnya. di hari payahnya, di saat bahagianya, dan ketika ia butuh tempat singgah.
semoga sang induk tak mengutk kami...
sungguh, kami bukan benci, hanya keasingan mendorong kami melakukan itu...
nastaghfirullahal'azhim...  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar