Jika ada
orang yang bertanya, siapa sosok terpandai yang pernah kau temui?
Maka aku
akan menjawab, tanpa ragu, "itu abi, itu ayahku!"
Bukan
karena segudang prestasi yang pernah beliau raih. Tapi karena di mataku, hanya
beliau lah yang bisa menjawab semua tanya. Tanpa kuragukan keshahihannya, meski
entah dengan rumus apa beliau menjawabnya. Dulu, aku seringkali heran bagaimana
bisa beliau menjawab sebegitu bejibun pertanyaan, bahkan yang tak rasional
sekalipun.
Ah,
agaknya naluri kepoku saat kecil itulah masalahnya. Membuat jiwa keabiannya
tertuntut untuk bisa mempersembahkan jawaban terbaik, demi melihat mulut
membundar dan mata mengerjap dari putri kecilnya, "oo.. gitu ya
bi.."
Maka,
saat aku mulai beranjak, saat dunia yang ku temui mengenalkanku pada berbagai
macam manusia dengan segala kepandaian yang mereka punya, mindsetku
tetap sama, tidak goyah, tidak berubah, abi adalah yang paling pintar.
Tak peduli bagaimana susahnya abi menghafal dua ayat dari surat pendek, tak
peduli abi yang seringkali menyebut biru dengan hijau, tak peduli aku harus
berpuluh kali mengajarkannya tutorial mengetik sms. Sungguh, abi adalah yang
paling pintar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar