Sebuah blackboard,
akan mendapat perhatian saat ada kapur putih yang mewarnainya.
Pun goresan
spidol, ia akan samar, atau tak terlihat, jika bukan karena papan putih di belakangnya,
jika bukan karena papan putih yang menjadi alasnya.
Ya, semua orang
tau itu, namun tak semuanya memahaminya, pun menghargainya.
Maka, dibalik
seorang lelaki yang keren, yang punya jam terbang tinggi, pasti ada hati-hati
perempuan yang ikhlas ditinggal, dan bakti-bakti tulus mereka.
Maka, dibalik
ksatria yang gagah, selalu ada ibu yang pendo’a, dan ayah yang gigih
mempersiapkan semua.
Maka tak jarang,
orang yang bertatih susah lalu sukses, lebih berkesan, dibanding mereka yang sukses
karena warisan.
Maka tak jarang,
orang yang insyaf dari kekhilafan, akan lebih ‘terlihat’ dibanding orang yang
telah lama berselimutkan kebaikan.
Dan pantas, jika
mereka yang baik-baik, akan ter-cap buruk saat suatu khilaf ia lakukan.
Sungguh, betapa
tulisan di atas papan lebih terlihat,!
--dan kelak pun,
kesholihan sepanjang hayat takkan bermakna, jika di akhir nafas ia justru
munkar.
,wal ‘iyadzu
billah,-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar